Sekretaris panitia pembangunan Masjid Jamik Mukim Siem, Azhari yang ditemui Serambi Senin (30/10) menjelaskan, pada tahap awal panitia juga telah mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Namun, pembangunan awal itu hanya membangun pondasi serta tiang-tiang. Disebutkan, untuk pembangunan tahap kedua setidaknya membutuhkan dana Rp 2 miliar.
Namun, sampai sejauh ini panitia belum mengantongi uang sebanyak itu. “Kami belum mempunyai dana yang cukup untuk melanjutkan pembangunan masjid itu, maklum panitia hanya mengandalkan hasil panen dari masyarakat dari delapan desa,” ujar Azhari.
Sementara proposal yang diajukan panitia pada pemerintah belum ada tanggapan sampai sekarang. Panitia pembangunan Masjid Jamik Kemukiman Siem sangat mengharapkan agar adanya pihak donatur yang dapat menangani pembangunan masjid itu sampai selesai. Sebab, jika mengandalkan swadaya masyarakat, dikhawatirkan pembangunan masjid itu akan memakan waktu yang cukup lama.
Begitupun, sumbangan dari masyarakat saat ini terus mengalir walaupun dalam jumlah sangat terbatas. Kepala Mukim Siem, Usman Hasyim mengatakan, bahwa pengumpulan padi masyarakat untuk pembangunan masjid memang telah menjadi tradisi di daerah tersebut. Namun diakuinya hal itu belum cukup untuk menutupi keseluruhan biaya pembangunan masjid.
“Sumbangan berupa padi hasil panen sudah menjadi budaya masyarakat disini yang rata-rata petani, tapi untuk memperoleh dana tujuh miliar untuk pembangunan masjid sampai selesai tidak cukup hanya dari hasil panen warga,” kata Usman sambil berharap agar pemerintah atau adanya donatur dalam, ataupun luar negeri membantu biaya pembangunan Masjid Jamik Kemukiman Siem sampai rampung. Selama ini masyarakat melaksanakan shalat berjamaah di dalam masjid darurat yang dibangun donatur Turky.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar